PERUBAHAN SOSIAL DAN KETIMPANGAN SOSIAL
Foto 1 jalan desa
Foto 2 jalan kota
Pendahuluan
Pohon jalan adalah elemen penting dalam lingkungan baik di desa maupun di perkotaan namun ada perbedaan signifikan dalam jenis fungsi dan dampak dari pohon-pohon ini di kedua lokasi tersebut. Di desa bawa jalan seringkali berfungsi lebih dari sekedar penghijauan mereka menjadi bagian dari ekosistem alami memberikan keteduhan mencegah erosi tanah serta menyediakan habitat bagi berbagai jenis fauna. Pohon di desa biasanya tumbuh lebih alami dan beragam seringkali dengan spesies yang memiliki nilai ekonomi atau budaya lokal seperti pohon buah-buahan atau kayu yang digunakan oleh masyarakat setempat.
Sementara itu di perkotaan pohon jalan cenderung ditanam dan dipilih dengan lebih hati-hati sesuai dengan fungsi estetika dan infrastruktur kota. Pohon beringin sering dibeli karena tahap terhadap polusi memiliki akar yang tidak merusak trotoar atau jalan serta tidak terlalu besar sehingga tidak mengganggu kabel listrik atau bangunan.
Rumusan masalah :
1.Bagaimana perbedaan fungsi dan nilai pohon jalan di desa dan di kota memengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat setempat?
2.Bagaimana norma dan tindakan sosial terkait pemeliharaan pohon jalan di desa berbeda dengan di kota?
Pembahasan
Tulisan ini merupakan hasil pengamatan yang diambil oleh Alfina Risyda dan Nur Kamilah. Gambar pohon pertama merupakan pohon jalan di Desa Karangrejo Lor yang diambil oleh Nur Kamilah pada tanggal 12 Agustus 2024 dan gambar kedua merupakan gambar pohon jalan di Kota Pati tepatnya di Hutan Kota Kalidoro yang diambil oleh Alfina Risyda dan Jaya Diva pada tanggal 9 September 2024.
A. Keadaan pohon jalan di desa
Paragraf
B. Keadaan pohon jalan di kota
Paragraf
Pohon desa cukup lekat dengan keberadaannya dijalan,dengan keberadaan pohon jalan menjadi teduh siapapun yang lewat terasa sejuk dan nyaman.Pada zaman dahulu pohon menjadi penanda bahwa lokasi tersebut merupakan menjadi jalan yang biasanya menunjukkan ke arah lokasi desa atau tempat penting,misalnya kuburan,tempat ibadah dan lain-lain.Misalnya ketika ada pohon besar sebagai tanda jalan untuk mengeraskan bahu jalan saling bertemu.Dulu jalan didesa keras sekarang menjadi jalan halus karena di sepanjang ada akar penghubung antar pohon.Untuk tempat-tempat penting biasanya ada pohon besarnya.Jalan-jalan sejarah Majapahit menuju kerajaan pasti ada pohon penanda atau batas desa satu dengan yang lainnya.Namun sekarang keberadaan pohon tergantikan dengan tokoh ruko-ruko UMKM,trotoar bahkan pohon-pohon itu dipotong untuk peredaran jalan pohon tersebut dipotong begitu saja tanpa izin leluhur.
Berbeda dengan di perkotaan di perkotaan ada kawasan full penghijauan ada yang botak penghijauan semuanya tidak ada satupun pohon misalnya di Pati jalan lingkar. Di kawasan ini cenderung mengadopsi keadaan pohon di pohon di desa.Pada zaman dahulu di sepanjang jalan pohon ditanam hingga besar,pohon tersebut dilindungi oleh undang-undang dan dipelihara oleh anggaran pemerintah. Mereka yang memotong akan dikasih sanksi namun,di kawasan khusus perdagangan pohon terlihat tidak ada karena dikawasan perkotaan terdapat pembagian kawasan,dimana pohon pohon yang dikota cenderung dijadikan kawasan hutan kota sedangkan yang lainnya tidak ada aturannya.
1.Perubahan Nilai
Di desa pohon jalan seringkali dihargai karena nilai ekologisnya yang tinggi mereka adalah bagian dari ekosistem alami yang mendukung keanekaragaman hayati,menjaga keseimbangan alam dan menyediakan habitat bagi flora dan fauna.Selain itu komponen ini memiliki nilai ekonomi yang langsung bagi masyarakat desa,seperti menghasilkan buah atau kayu yang dapat dimanfaatkan nilai sosial dan budaya pohon di desa juga sangat kuat,di mana mereka sering menjadi simbol tradisi sejarah dan keberlanjutan estetika.Pohon di desa cenderung mengalami mengikuti pola pertumbuhan yang organik tanpa banyak dampak dengan manusia.
Sebaliknya di perkotaan pohon jalan lebih difokuskan pada fungsi-fungsi praktis yang relevan dengan kehidupan kota.Nilai ekologisnya lebih diarahkan pada peran mereka dalam mengurangi polusi udara, menurunkan suhu dan memperbaiki kualitas udara.Secara ekonomi,pohon di perkotaan dapat meningkatkan nilai properti dan estetika lingkungan, sekaligus mengurangi biaya energi melalui penyediaan keteduhan.Nilai sosial pohon jalan di kota lebih berorientasi pada fungsi rekreasi dan estetika menyediakan ruang hijau yang diperlukan di tengah kepadatan kota.Desain dan tata letak pohon di kota juga lebih terencana menciptakan tampilan yang harmonis dengan arsitektur dan tata ruang perkotaan.
2.Perubahan Norma
Perbedaan pohon jalan di desa dan kota juga menunjukkan bagaimana norma sosial dapat berubah seiring dengan perkembangan nilai dan urbanisasi.Di desa,norma-norma lebih formal dan sering berbasis pada tradisi dan kebiasaan lokal. Sementara itu,di kota norma-norma cenderung lebih formal yaitu oleh hukum dan disesuaikan dengan kebutuhan fungsional dan estetika perkotaan perubahan ini mencerminkan pergeseran dari nilai-nilai kolektif dan alamiah di desa menuju nilai-nilai individual dan terstruktur di kota.
3.Tindakan sosial
Tindakan sosial terkait pohon jalan berbeda antara desa dan kota di desa. Tindakan sosial seringkali berupa gotong royong dalam menanam dan merawat pohon,menghormatan terhadap alam, melalui upacara tradisional serta, pemanfaatan pohon secara berkelanjutan. Diperkotaan tindakan sosial lebih terorganisir dan terstruktur seperti, partisipasi dalam program lingkungan advokasi untuk perlindungan ruang hijau, serta kepatuhan terhadap regulasi yang mengatur pemeliharaan pohon.Perbedaan ini menceritakan cara masyarakat menyesuaikan tindakan mereka dengan konteks lingkungan dan norma sosial setempat.
4.Perubahan Identitas
Perubahan identitas masyarakat terkait pohon jalan di desa dan kota mencerminkan pergeseran dalam nilai dan norma sosial.Di desa identitas masyarakat erat berkaitannya dengan alam dan tradisi di manapun jalan menjadi simbol penghormatan terhadap lingkungan dan kolektivitas komunitas.Di kota identitas lebih modern dan individualistis dengan fokus pada fungsi praktis pohon dalam infrastruktur dan estetika serta kepatuhan terhadap regulasi.Urbanisasi dan modernisasi dapat mengubah identitas dari berbasis alam dan kolektivitas menuju nilai-nilai efisien dan keteraturan.
Pohon jalan adalah elemen penting dalam lingkungan baik di desa maupun di perkotaan namun ada perbedaan signifikan dalam jenis fungsi dan dampak dari pohon-pohon ini di kedua lokasi tersebut. Di desa bahwa jalan seringkali berfungsi lebih dari sekedar penghijauan mereka menjadi bagian dari ekosistem alami memberikan keteduhan mencegah erosi tanah serta menyediakan habitat bagi berbagai jenis fauna. Pohon di desa mempunyai nilai ekonomi seperti pohon, buah-buahan,atau,kayu yang digunakan oleh masyarakat setempat.
Sementara itu di perkotaan pohon jalan cenderung ditanam dan dipilih dengan lebih hati-hati sesuai dengan fungsi estetika dan infrastruktur kota.
Adapun jenis-jenis pohon di desa yaitu :
-Pohon Mahoni
-Pohon Jati
-Pohon Randu
-Pohon beringin
Sedangkan jenis jenis pohon di kota yaitu :
-Tanaman hias
-tanaman palsu
-Rumput
Dari banyaknya jenis-jenis pohon dan tanaman yang di tanam di desa dan kota menimbulkan perbedaan dan perubahan salah satu contohnya yaitu di desa terdapat pohon asli seperti mahoni, jati, dll sedangkan di kota terdapat tanaman palsu.
Terdapat banyak perbedaan antara tanaman asli dan palsu diantaranya yaitu :
1. Bentuk
2. Cara merawat
3. Manfaat
Perbedaan bentuk antara tanaman asli dan palsu yaitu tanaman asli terlihat lebih segar dan tanaman palsu terlihat kaku.
Perbedaan cara merawat antara tanaman asli dan palsu yaitu tanaman asli dirawat dengan cara di menyiram air, memastikan tanaman bebas dari hama, memotong bagian yang kering atau mati sedangkan tanaman palsu dirawat dengan cara membersihkan atau menyedot debu yang menempel di pohonnya.
Dan yang terakhir yaitu perbedaan manfaat antara tanaman asli dan palsu yaitu tanaman asli dapat menyaring udara dan membantu meningkatkan kualitas udara,sebaliknya tanaman palsu bermanfaat dapat meningkatkan suasana hati dan moral,tanaman palsu lebih fleksibel dari pada tanaman asli dan mudah dirawat.
Adapun unsur sosial dalam tanaman asli dan palsu yaitu tanaman asli dan palsu sama sama memiliki unsur hijau, yang bisa membuat dekorasi rumah terlihat lebih asri dan segar. Namun tidak semua orang memiliki keahlian dalam merawat tanaman.
Contoh Pohon jalan yang sering ditanam dikota, ada pohon beringin karena mempunyai akar yang tidak merusak trotoar atau jalan serta tidak terlalu besar sehingga tidak mengganggu kabel listrik atau bangunan.
Pohon di jalan dan desa memiliki perbedaan signifikan dalam hal nilai norma,tindakan,dan,identifikasi. Di kota, pohon dipandang sebagai elemen esensial untuk estetika,kenyamanan dan perawatannya. Tindakan terkait pohon di kota biasanya terorganisir dengan baik melalui program pemerintah atau komunitas, menjadikan simbol identitas dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan.Sebaliknya, didesa, pohon lebih dihargai karena fungsi ekonomis dan ekologisnya,dengan norma yang lebih longgar dan berbasis tradisi lokal.Tindakan terhadap pohon sering dilakukan secara langsung oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,menjadikannya budaya integral dari kehidupan dan budaya desa,serta identitas lokal yang erat dengan dengan alam.
Penutup
1.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah perubahan yang terjadi dalam jalan desa dan perkotaan yang semakin signifikan. Perbedaan pohon jalan di desa dan kota menggambarkan pergeseran nilai tindakan dan identitas masyarakat di desa pohon jalan mencerminkan nilai ekologis budaya dan ekonomi dengan norma gotong royong dan pemanfaatan berkelanjutan di kota fokusnya pada pengolahan praktis estetika dan kepatuhan regulasi identitas di desa terkait erat dengan alam dan tradisi sementara di kota lebih modern dan individualistik urbanisasi dapat menguji identitas dari nilai-nilai berbasis alam dan nilai-nilai efisiensi dan keteraturan.